Sabtu, 09 Januari 2010

Tugas Softskill



Kebudayaan Indonesia bisa di artikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab.

Tari-tarian khas Sumatera Barat

Banyak daerah di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satunya yang menarik adalah kebudayaan yang terdapat pada daerah Sumatera Barat. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang unik. Di antaranya adalah Tari Piring. Tari ini biasa dimainkan oleh kaum pria dan kaum wanita yang dimana peralatan untuk memainkan tarian tersebut menggunakan 2 buah piring kecil pada tiap penari dan juga tiap penari menggunakan baju adat Minang. Tari piring merupakan sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotongroyongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah dan malam harinya bersukaria bersama-sama.

Masih banyak lagi tari-tarian yang terdapat di daerah Sumatera Barat, baik itu yang sudah di kenal maupun yang tidak terlalu di kenal. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia wajib melestarikan kebudayaan asli dari Negara kita agar tidak di tiru maupun di rebut oleh Negara lain. Selain tari piring,yang terkenal di kebudayaan Padang adalah Tari Payung. Tari Payung adalah tari yang ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan paying ditangan,sang pria melindungi kepala sang wanita,sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

Rumah Adat Sumatera Barat

Rumah adat untuk tempat tinggal di Sumatra Barat adalah Rumah Gadang. Rumah tersebut dapat dikenali dari tonjalan atapnya yang mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada Yang Maha Esa. Tonjolan itu di namakan gojong yang banyaknya 4-7 buah. Rumah adat Sumatra Barat disebut Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini disebabkan oleh orang dahulu yang datang dari laut hanya tahu cara membuat kapal. Rancangan kapal inilah yang ditiru dalam membuat rumah

Bentuk atap menjadi ciri khas rumah gadang. Foto: Dok. Kidnesia

Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjuang (anjung) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang.

Masyarakat Minangkabau sebagai suku bangsa yang menyelaraskan kehidupan pada susunan alam yang harmonis tetapi juga dinamis. Hal ini diterapkan pula pada arsitektur rumah gadang. Sebagai suku bangsa yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah adatnya kelihatan serasi dengan bentuk alam Bukit Barisan yang bagian puncaknya bergaris lengkung yang meninggi pada bagian tengah serta garis lerengnya melengkung dan mengembang ke bawah dengan bentuk bersegi tiga pula. Jadi, garis alam Bukit Barisan dan garis rumah gadang merupakan garis-garis yang berlawanan, tetapi merupakan komposisi yang harmonis jika dilihat secara estetika.

Selain sebagai tempat kediaman keluarga, fungsi rumah gadang juga sebagai lambang kehadiran suatu kaum serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan, seperti tempat bermufakat dan melaksanakan berbagai upacara. Bahkan juga sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.

Sosial Budaya Sumatera Barat

Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Suku ini awalnya berasal dari dua klan utama: Koto Piliang didirikan Datuak Katumanggungan dan Bodi Chaniago yang didirikan Datuak Parpatiah nan Sabatang, Suka Kato Piliang memakai sistem aristokrasi yang dikenal dengan istilah Titiak Dari Ateh (titik dari atas) ala istana Pagaruyung,sedangkan Bodi Chaniago lebih bersifat demokratis,yang dikenal dengan istilah Mambasuik Dari Bumi (muncul daribumi).Sehari-hari, masyarakat berkomunikasi dengan Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pasisir Selatan, dan dialek Payakumbuh.

Sementara itu, di daerah kepulauanMentawai yang terletak beberapa puluh kilometer di lepas pantai Sumatera Barat, masyarakatnya menggunakan Bahasa Mentawai. Di Daerah Pasaman bahkan Bahasa Batak berdialek Mandailing digunakan, biasanya oleh suku Batak Mandailing.Masyarakat Sumatera Barat, sangat manghargai nilai-nilai adat dan budaya tradisional serta terbuka terhadap nilai-nilai positif yang datang dari luar. Kondisi ini membawa kepada komunitas yang sangat kondusif bagi pembangunan nasional dan cita-cita reformasi. Meskipun suku Minangkabau mendominasi masyarakat Sumatera Barat secara keseluruhan, kehidupan mereka relatif rukun dan damai dengan warga pendatang lainnya yang terdiri atas berbagai etnis minoritas, seperti suku Mentawai di Kepulauan Mentawai, suku Mandailing di Pasaman, transmigran asal Jawa di Pasaman dan Sijunjung, kelompok etnis Cina, dan berbagai suku pendatang lainnya yang berdiam di kota-kota di Sumatera Barat. Di antara sesama mereka terdapat hubungan dan interaksi sosial yang positif dan jarang terdapat jurang dan kecemburuan sosial yang besar antara berbagai kelompok dan golongan. Hal ini merupakan landasan yang solid bagi persatuan bangsa yang perlu dipelihara dan dikembangkan serta ditingkatkan.



Video ini sengaja kami buat untuk melihat dan mendengarkan bagaimana pendapat para pengunjung serta gaet dalam menguasai kebudayaan padang ini..banyak hal yang kami dapatkan pengetahuan yang lebih dalam yang menspesifikasikan tentang kebudayaan ini....Berikut kita saksikan video ini guna mendapat informasi lebih jelas.




Berikut ini adalah hasil gambar yang dapat kami tampilkan dari hasil tugas kami yang membedah tentang kebudayaan Sumatera Barat ini:

Gambar di atas adalah hasil wawancara kami dengan seorang penjaga yang menjaga Rumah adat di Taman Mini Indonesia Indah yaitu Rumah adat Sumatera Barat(Padang). Sebenarnya sehari-hari Bapak ini bekerja sebagai penjaga Rumah adat Sumbar yang dilestarikan di TMII ini,namun terlihat pada gambar dia sperti sedang tidak bertugas sebagai mana mestinya..mengapa demikian? karena Rumah adat yang ada di Taman mini ini kebetulan sedang diadakan renovasi ulang,mungkin untuk memperbaiki rumah-rumah yang sudah mulai mengalami kerusakan,sehingga bapa ini berhenti sejenak dari aktifitasnya dalam menjadi gaet untuk khusus rumah adat Sumbar ini. Bapa ini bernama Asral Dahlan,kebetulan dia seorang yang merantau dari daerah Sumatera Barat,pergi dari daerah nya untuk mengadu nasib di daerah orang.Sementara dia belum bekerja,salah seorang teman nya mengajak berbisnis untuk menjual sebuah produksi minuman dengan harga terjangkau dan rasa yang enak..bapa ini pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mengisi waktu kosong.
Demikian banyak yang telah diceritakan dia terhadap kami sambil menjajakan es yg dijualnya..bahwa perjuangan hidupnya sampai sekarang sangat bermakna,jika belum mendapatkan keberhasilan..bagi orang sumatera barat pantang untuk pulang ke kampung halaman mereka. karena ada kebanggaan tersendiri jika mereka pulang ke kampung halaman setelah merantau begitu lama tapi mendapatkan hasil yang memuaskan atau katakanlah telah sukses. Sementara itu pa Dahlan begitu biasa dia disebut,banyak bercerita tentang kebudayaan Sumatera Barat yang dia ketahui.
Diantaranya..ia menceritakan bahwa ciri khas yang terletak pada kebudayaan padang ini adalah Bangunan nya yang berupa ukiran-ukiran dimana terdapat 4 persegi panjang dimana di dalam nya terdapat gambar lonjong yang menyerupai tanduk kerbau. Sedangkan dinding pada rumah adat ini berupa ukiran-ukiran yang mengandung filosofi. Untuk motif nya yaitu berupa gambar tumbuh-tumbuhan, hewan dan bahkan makanan.
Kemudian di sela penjelasan pa dahlan yang begitu bersemangat untuk bercerita banyak tentang kebudayaan nya,saya kembali bertanya tentang arti sebuah warna yang mereka percayai dari sebuah warna baju atau warna motif-motif rumah adat padang. Dari jawaban bapa dahlan dapat saya simpulkan bahwa warna hitam artinya yaitu sebuah adat istiadat,kemudian warna merah artinya sebuah keturunan/generasi. Adapun makna sebuah keturunan yaitu untuk melanjutkan sebuah generasi. Warna kuning dalam padang artinya sebuah kepercayaan/agama.
Menurut bapa Dahlan kbanyakan orang Sumatera Barat merupakan masyarakat yang berlandaskan pada agama islam. Mengapa juga rumah minang menganut paham matrilinear? karena asal usul minang berasal dari lahirnya seorang ibu sehingga minang berpedoman pada alam. contohnya : binatang,ayam dan sapi. Di dalam hukum islam, pa dahlan menjelaskan tujuan dari pakaian adat adalah fungsi utamanya yaitu menutup aurat. Untuk baju yang digunakan shari-hari sering disebut dengan baju kurung. sedangkan pakaian adatnya berupa baju kurung bajai dijahit. moti baju tersebut yaitu dengan benang emas yang berarti filosofi. Demikian yang Bapa Dahlan ceritakan secara singkat tentang kebudayaan Sumatera Barat ini,kurang lebihnya dia minta maaf apabila ada kesalahan menjelaskan.



Gambar ini juga merupakan hasil wawancara kami dengan salah seorang anak SMU yang bertujuan mengambil gambar untuk membuat sebuah buku tahunan yang mana mereka sebentar lagi akan lulus dan malanjutkan study mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Kamipun mengabadikan dengan meminta berfoto bersama dengan mereka. walau salah seorang dari mereka yang kami wawancara tidak begitu mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan Padang ini,tapi cukup membantu kami dalam mengetahui lebih dalam tentang penguasaan pengunjung untuk rumah adat padang ini. Jika ingin mengetahui lebih dalam tentang wawancara oleh kelompok kami dengan pengunjung,anda dapat melihatnya pada video diatas.




Foto kami di atas ini adalah foto di depan rumah adat Sumatera barat yang berhasil kelompok kami abadikan. Inilah hasil singkat tentang penelitian kami guna mengkaji lebih dalam tentang kebudayaan Sumatera Barat. Banyak peasn yang kami tangkap dari Tugas kelompok kami ini diantaranya..
^Sebagai masyarakat yang baik,kita harus melestarikan budaya kita agar tidak punah dan tidak di curi oleh bangsa lain. Karena jika diperhatikan,Indonesia sangat kaya akan kebudayaan nay yang beraneka ragam. Kita harus bangga mempunyai kebudayaan yang belum tentu bangsa lain bisa memilikinya. Oleh karena itu,Tuhan menitipkan kebudayaan itu kepada bangsa kita untuk di jaga dan di kembangkan lagi agar tidak punah dan menjadi ciri khas dari bangsa kita yang indah ini yaitu Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa (muda-mudi) harus ikut serta membangun Indonesia ini,agar budaya kita dapat di kenal oleh seluruh negeri.
^Pesan dari kelompok Softskill kami yaitu "Lestarikan Budaya Bangsa Indonesia,karena Smua titipan dari Tuhan yang harus kita jaga dan kembangkan"..."Maju terus generasi pemuda-pemudi Indonesia,nasib bangsa ada di tangan kita semua"...............^_^